Minggu, 01 Maret 2009

Ketika di Kota Palu (1)

Mengenang kembali saat-saat pertama aku merantau ke Kota Palu, banyak sekali kenangan yang sudah tercatat dalam sejarah hidupku. Tahun 1999 merupakan tahun pertama aku mulai merantau keluar dari pulau jawa. Kota Palu merupakan Kota pertama tempat tujuanku (ini karena aku ditempatkan di kota itu).
Masih kuingat ketika aku harus berangkat sendiri ke kota ini dengan bawaan hanya satu tas jinjing dengan perbekalan secukupnya.

Waktu itu aku berangkat belum dengan tiket di tangan. Menurut informasi bisa dicari di Surabaya secara langsung, tapi ya resikonya lebih mahal(pastinya lewat calo...). Singkat cerita aku berangkat ke Kota Palu yang baru pertama kali itu dengan Kapal Kambuna dan ini dengan biaya sendiri lho, karena waktu itu aku belum punya Nip dan tidak berhak atas biaya dinas. Tanpa ada kenalan, aku berusaha mencari teman di perjalanan dengan melihat dari tingkah laku dan tentunya perasaan dalam kalbu juga berperan.

Perjalanan ke Kota Palu dari Surabaya kutempuh selama 3 malam 2 hari. Jum'at pagi tanggal 19 Maret 1999 aku tiba di Pelabuhan Pantoloan (sekitar 30 km dari Kota Palu).Dari pelabuhan ini aku ke Kota Palu menuju tempatnya kakak temanku Firnalis Saki yang kebetulan ada di kota itu, namanya Bu Asniatin Saki. Aku belum kenal dia sebelumnya, hanya lantaran temanku itu. Alhamdulillah walaupun dia berbeda keyakinan denganku, tapi mau menerima dengan baik. Sampai di rumah kakaknya temanku itu yang berada di jalan Anoa tenyata aku sudah ditunggu oleh Bu Asniatin (beliau bekerja di LPMP Palu). Aku sempat istirahat sejenak, dan hari itu juga aku diantarkannya ke kantor di jalan Tanjung Dako No 13. Walau sebenarnya masih capek dengan perjalanan tersebut, dan juga masih agak linglung (boatleg...bener nggak ya.),aku akhirnya sampai ke kantor itu.

Ternyata kantor yang kutuju merupakan kantor yang baru dibentuk. Ini merupakan satu dari delapan Kanwil Direktorat Jenderal Anggaran (DJA) di tingkat propinsi yang baru dibuka saat itu . Bersamaan denganku seharusnya ada 11 orang pegawai baru yang ditempatkan di Kanwil Palu tersebut, namun karena kami tidak saling kenal dan belum pernah bertemu, maka kami berangkat ke Kota Palu dengan caranyanya masing-masing. Aku menggunakan kapal Kambuna, Fery Kurniawan(sekarang di DJPU) dan Maharsa Udayana (sekarang di DJKN) dengan pesawat merpati, Arif Bakhri dengan pesawat juga (kalau tidak salah), Arif Purwadi Satriyono dari tulungagung dengan kapal, Franky JE Pasuhuk dengan pesawat dari Manado, dan R.Bagus Nursalim dan Agung Dumadio dari bandung dengan kereta api bandung-surabaya + kapal cepat Surabaya makassar +bus 3/4 dari makassar Palu. Dari 11 orang tersebut, 3 diantaranya tidak datang/mengundurkan diri.

Suasana kantor baru memang belum sesuai standar, gedung yang dipakai merupakan gedung KTUA (saat itu) yang sedang pindahan(tepatnya digusur) ke aula KPPN. Jadi ruangannya belum nyaman betul, bayangkan ruangan 5 x 8 diisi lebih dari 15 orang untuk kabid, kasi dan pelaksana. Bukannya sesak napas, meja saja sudah tidak cukup.... prihatin sekali waktu itu. Pekerjaan masih srabutan, dan yang pasti waktu itu tugas dan apa yang harus dilakukan sangat belum kupahami. Ini merupakan hal baru dan hari pertama aku bekerja. Tidak tahunya waktu istirahat siang terasa sangat panas jika dibandingkan dengan di Jawa.

Yang kupikirkan saat itu adalah aku harus segera mencari tempat tinggal untukku. Aku merasa tidak nyaman kalau harus terus menerus menumpang di tempat kakak temanku itu. Tak kusangka di kantor itu ada teman satu SMA dulu (kebetulan aku dan dia tidak pernah satu kelas- dia jurusan Biologi dan aku Fisika), namanya Bambang Kismanto. Dengan dia aku jalan-jalan mencari kost untuk diriku. pulang kantor hari jumat itu dan hari sabtu berikutnya kugunakan untuk mencari tempat, dan hari sabtu itu kudapat kontrakan kamar di jalan tanjung seng. Kemudian hari berikutnya aku pindah ke kontrakan itu, diantar langsung oleh kakaknya temanku itu (bu Asniatin Saki dan suaminya Pak Landri Tandung. Sungguh tak kan kulupa kebaikannya padaku, walau berbeda keyakinan, tetapi baik terhadapku(walau baru 3 hari aku disitu), kepindahan itu selain diantar juga dibekalin bermacam-macam barangbarang rumah tangga mulai dari tikar,piring, kompor, tempat minyak, juga termasuk gula garam dan teh ada dibawakan.

Hari-hari berikutnya datang juga teman-teman seangkatan yang juga ditempatkan di Kanwil Palu, Kami baru ketemu dan berkenalan di situ. Ya... jadi merasa senasib dan sepenanggungan di rantau. Pekerjaan dikerjakan bersama-sama (sama-sama belum tahu), makan juga sama-sama. maen juga sama-sama.Sering kali kami juga jalan jalan mengunjungi objek wisata yang ada di Kota palu. ini terutama gagasan dari Pak Muh Dentjik (Kabid PA II) yang memang hobinya jalan-jalan ke tempat wisata. Ketika itu kami jalan rame -rame, semua teman seangkatan dan juga pegawai lainnya dari prodip dan juga penerimaan lokal. pernah juga bersama pak kanwil yang waktu itu dijabat oleh pak Rombot). Kami pergi ke Wera, ke Mantikole, ke Biromaru, dan yang lainnya aku agak lupa.Ini salah satu car untuk menghilangkan rasa jenuh selama di kantor dan juga untuk mengisi waktu luang sekaligus agar merasa betah di rantau.

Mungkin karena ini merupakan jarak yang jauh pertama kali pisah dengan orang tua. Beda dengan ketika waktu kuliah dulu, sewaktu-waktu bisa ketemu dengan orang tua dan keluarga hanya dengan waktu beberapa jam saja. Sedangkan di rantau, tidak setiap saat dapat pulang. Untuk bisa pulang harus mengumpulkan dana terlebih dahulu untuk angkutannya,lamanya perjalanan jika naik kapal paling cepat dua hari,sedang jika naik pesawat terlalu mahal(5 atau 6 kali gaji bulanan waktu itu), mana belum lagi jika cuti tidak disetujui.


1 komentar:

Hishnun lebih mirip siapa?